Logo
Herpes Genital Meningkatkan Risiko Infeksi HIV<br>

Herpes Genital Meningkatkan Risiko Infeksi HIV

Penulis : Fithry Noor Hermawati
Editor : Cinta Lavyga Alwaysya
Ditinjau ulang oleh : apt. Yosua Cahya Purnawidya, S. Farm, MM.


Herpes adalah infeksi virus yang dapat menyerang kulit dan selaput lendir.Terdapat dua jenis virus herpes yang paling umum, yaitu HSV-1 (Human Herpes Virus -1) dan HSV-2 (Human Herpes Virus – 2). HSV-1 biasanya menyebabkan infeksi di daerah mulut atau bibir, sedangkan HSV-2 menyebabkan infeksi di daerah kelamin. Kedua jenis virus herpes dapat menular melalui kontak kulit dengan orang yang terinfeksi, baik saat gejala muncul atau tidak.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi HSV-2 memiliki tingkat risiko dua sampai tiga kali lebih tinggi untuk terinfeksi HIV daripada orang yang tidak terinfeksi HSV-2. Hal ini dapat terjadi karena adanya luka-luka kecil di daerah kelamin akibat HSV-2, sehingga dapat memudahkan masuknya virus HIV masuk ke dalam tubuh. Selain itu, HSV-2 juga meningkatkan jumlah dan aktivitas virus HIV di dalam darah dan cairan kelamin pada orang yang sudah terinfeksi HIV sebelumnya.

Gejala dari HSV-2 dapat bervariasi, tergantung tingkat kekebalan tubuh dan stadium infeksi. Pada tahap awal, kemungkinan gejala tidak terlalu nyata atau tidak dirasakan sama sekali. Pada tahap lanjutannya, gejala dapat berupa gatal-gatal atau nyeri pada daerah kelamin serta munculnya bintil-bintil berisi cairan yang pecah menjadi luka. Luka-luka ini dapat muncul di berbagai tempat sekitar kelamin, seperti paha dalam, selangkangan, penis atau vagina.

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah dengan infeksi HIV kemungkinan luka-luka HSV-2 dapat menjadi lebih besar dan dalam. Terutama pada penderita dengan sel darah putih kurang dari 100, CD4<100 sel/mm3.

Pencegahan HSV-2 paling efektif yakni dengan tidak melakukan hubungan seksual sama sekali. Dan menggunakan kondom yang terbuat dari latex saat berhubungan seksual. Kondom latex dapat mengurangi risiko penularan HSV-2 dan penyakit menulari seksual lainnya, serta tidak bergonta-ganti pasangan.

Selain HSV-1 dan HSV-2, ada juga jenis-jenis herpes lainnya yang perlu diwaspadai, seperti:

1. HHV 3, menyebabkan herpes zoster atau cacar api. Hal ini bisa menjadi salah satu gejala awal infeksi HIV
2. HHV 5, menyebabkan cytomegalovirus. Menjadi faktor komplikasi serius pada orang yang sudah terinfeksi HIV
3. HHV 4, menyebabkan Epstein Barr Virus yang menimbulkan kanker getah bening
4. HHV 6, HHV 7 dan HHV 8, jenis ini masih diteliti hubungannya dengan HIV AIDS

Untuk mengetahui jika seseorang terinfeksi HSV-2, diperlukan pemeriksaan oleh dokter atau laboratorium. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil sampel darah atau cairan dari luka HSV-2 untuk dites menggunakan metode PCR atau kultur virus. Seseorang yang telah dinyatakan positif harus rutin meminum obat antivirus dan menjaga kesehatan tubuh agar infeksi tidak bertambah parah atau menular ke orang lain.

Penting bagi penderita HIV/AIDS untuk mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah penularan IMS, termasuk herpes, kepada orang lain. Hal ini dapat mencakup penggunaan alat kontrasepsi pengaman dan mengonsumsi antivirus untuk mengatasi wabah herpes. Orang dengan HIV/AIDS juga harus bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan untuk menangani kondisi mereka dan mencegah komplikasi.

Walau, terjadinya kedua infeksi virus pada seseorang dapat ditanggulangi dengan ARV, sebaiknya menjaga kesehatan tubuh dan hindari faktor-faktor yang berisiko penularan virus-virus tersebut. Oleh karena itu, melakukan hubungan seksual dengan pasangan secara aman dan konsumsi VIRADEF, produk herbal yang aman untuk mencegah dan mengobati infeksi berbagai virus. Aman dikonsumsi sehari-hari, dua kapsul sehari sesudah sarapan untuk meningkatkan produktivitas harian.

Sumber:

Guidelines for the Prevention and Treatment of Opportunistic Infections in Adults and Adolescents with HIV. Diakses dari https://clinicalinfo.hiv.gov/

Alberto, Dulce Madalena Da Costa and Igaa Elis Indira. “Herpes genitalis disertai lesi ekstragenital primer pada gravida trimester III dengan human immunodeficiency virus (HIV) stadium I.” Medicina-buenos Aires 49 (2018): n. pag.

Djou, Rahmatia and Tenny Setiana Dewi. “Dugaan HIV pada pasien postpartum dengan anomali HSV: laporan kasus.” Makassar Dental Journal (2019): n. pag.
Artikel Herpes Genital Meningkatkan Risiko Infeksi HIV<br>
Other Information Whatsapp Information
Hubungi kami disini untuk berbicara dengan layanan pelanggan kami
(+6221) 2124 1300
/
(+6221) 2124 0000
Facebook
twitter
Instagram
Youtube
Tiktok
Shopee
Tokopedia
Logo
Copyright © 2022 - PT Biotek Farmasi Indonesia.
All Rights Reserved
Jasa Pembuatan Website by IKT
Contact Information
Jl. Cempaka Putih Tengah I No. 3A, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10510
info@biotekfarmasiindonesia.com+6285952680470+6285952680470
Copyright © 2022 - PT Biotek Farmasi Indonesia.
All Rights Reserved
Jasa Pembuatan Website by IKT